Era 80-90an adalah kejayaan musik dalam negeri. Bermunculan vokalis-vokalis dan grup band berlomba merebut hati penggemar dan pasar. Sebut saja Iwan Fals dengan lagu-lagu kritik sosial yang dikenal se-Asia. Rhoma Irama dan Soneta Group yang melanglang buana hingga Amerika.
Di antara penyanyi Indonesia yang paling ambisius adalah Anggun Cipta Sasmi.
Puteri dari seorang penulis, Darto Singo, Anggun lahir di Jakarta pada 24 Maret 1974. Ia meniti karir sejak masih anak-anak. Nasibnya beruntung dengan ambisi yang tak pernah putus.
Di era kini, mungkin sudah jarang yang mengenal namanya, karena ia sudah menjadi warganegara Perancis. Tapi, generasi 90an, tidak ada yang tidak kenal. Namanya menembus papan atas tangga lagu nasional berkat suaranya yang melenting. Anggun dikenal sebagai penyanyi rock remaja yang tiba-tiba dewasa. Bertopi pet khas, konsernya selalu ramai, tak kalah dengan penyanyi-penyanyi rock senior seperti Mel Shandy dan Nicky Astria. Dalam sekejap, Anggun menjadi Ratu Rock baru di blantika musik populer. Lagu-lagunya diputar oleh setiap radio di seluruh Indonesia. Begitu pula televisi swasta seakan berlomba memasang tarif tinggi untuk teken kontrak dengannya. Wajahnya kian populer ketika menjadi icon bintang iklan dan cover majalah.
Zaman heboh masih manual. Belum datang masa digital. Teknologi masih dikerjakan dengan bantuan banyak tenaga manusia. Tapi, itu bukan masalah. Ambisinya untuk menjadi diva musik rock dunia benar-benar ditekuninya dengan total.
Orang mungkin saja beranggapan, ia dikenal karena kecantikannya yang didukung oleh suara yang bagus. Tidak pintar. Tapi, anggapan itu bisa keliru, karena Anggun juga memiliki kecerdasan dalam menciptakan lagu-lagu bertaraf internasional. Dunia musik Amerika yang dikenal sangat selektif dalam memilih calon bintang, beserta trik-trik bisnis yang terduga mampu dilampauinya dengan sempurna.
Anggun kini hidup bahagia di negeri orang. Puterinya pun sudah beranjak besar. Kendati demikian, ia tidak melupakan tanah airnya, Indonesia. Kalaupun lapar, Anggun masih makan nasi.
If your hopes scatter like the dust across your track
I’ll be the moon that shines on your path
The sun may blind our eyes, I’ll pray the skies above
for snow to fall on the Sahara
If that’s the only place where you can leave your doubts
I’ll hold you up and be your way out
And if we burn away,
Jika harapanmu berhamburan seperti debu di lintasanmu
Aku akan menjadi bulan yang bersinar di jalanmu
Matahari mungkin membutakan mata kita, aku akan berdoa di atas langit
agar salju turun di Sahara
Jika itu satu-satunya tempat di mana dirimu dapat meninggalkan keraguan
Aku akan menahanmu dan menjadi jalan keluarmu
Setiap orang bisa saja merangkak dalam harapan. Menggapai keinginan yang begitu besar. Tidak hanya manisnya, tapi juga harapan dan getirnya.
Setiap orang bisa saja berputus asa, karena harapan yang sia-sia. Tapi, badai yang menghalang tak akan mampu menghalang turunnya salju di gurun Sahara.
Cirebon, 30 Mei 2022.