Dua tahun silam, 5 Mei 2020, wajah Buya Said (KH Said Aqil Siroj) mendadak sontak terkejut dan berubah haru, ketika mengetahui artis top papan atas, Didi Kempot, meninggal dunia.
“Innalilahi wa inna ilaihi raji’un,” ucap kiai asal Cirebon yang biasa akrab dengan orang-orang aneh itu. Wajar, Buya Said walau tak pernah tampil menyanyi, ia sering mendendang syair-syair Arab di luar kepala. Dan, tak jarang, selama menjabat Ketua Umum PBNU, Buya Said sangat akrab dengan paraseniman dan artis-artis top Indonesia, baik yang seagama maupun tidak, seperti Deddy Corbuzier dan tentunya Didi Kempot. Bahkan, secara khusus, Didi Kempot sempat menggalang dana prihatin Covid-19 hingga mencapai 2 miliar rupiah lebih. Dana tersebut spontan didapat dari “Didi Lovers”.
Keikhlasan, ketulusan, dan rasa hormat yang tinggi Almarhum Didi Kempot kepada paraulama dan kiai sehingga Buya Said menaruh hormat dan menyayangi penyanyi khas campursari itu. Lagu-lagu Jawa kontemporer yang diracik dari berbagai unsur. Meskipun Buya Said sendiri bukan penyanyi, namun penghormatan tersebut telah mengingatkan warga Nahdliyyin dan warga Indonesia terhadap sosok kiai nyentrik pecinta musik. Siapa lagi kalau bukan Gus Dur alias KH Abdurrahman Wahid.
Didi Kempot dikenal luas lewat lagu-lagu patah hatinya sehingga diberi gelar “Godfather of the Broken Heart” oleh parapecintanya. Bukan saja soal ketegaran hati yang hendak disampaikan oleh Almarhum Didi Kempot dari lirik-lirik lagu yang dibuatnya, namun lebih dari itu: jika kesedihan dan airmata dapat pula menghasilkan karya dengan harga yang tak ternilai.
Rasa hormat Buya Said terhadap Almarhum Didi Kempot ternyata bukan sekadar isapan jempol. Dia pribadi yang taat beribadah. Lagu-lagu menyanjung banyak nama kiai. Dan, kampung halaman rumahnya pun berada di sekitar pesantren. Jadi, kehidupan pesantren dan religiusnya bukan sesuatu yang asing bagi seorang Didi Kempot.
Hal ini diungkapkan oleh KH Amin Abdul Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Desa Tegalrejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Bagi Kiai Amin, penggemar dan pengamat lagu-lagu Jawa ini, Almarhum Didi Kempot sering berkontemplasi di dekat Gunung Lawu. Memang, Almarhum Didi Kempot meniti karir solonya di kota Solo, tapi aslinya dia orang Ngawi. Keluarganya di Ngawi. Masih dalam Kecamatan Kendal. Memang, belakangan muncul nama baru yang cepat viral seperti Denny Caknan sepeninggal Didi Kempot, itu merupakan keberkahan tersendiri bagi parapecinta lagu-lagu campursari, terutama yang berhubungan dengan hati.
Dan, patut disyukuri, jika sekarang muncul dua orang putera Almarhum Didi Kempot, Saka dan Seika, tampil mewakili figur Almarhum Didi Kempot yang masih menyisakan kenangan membekas di dalam hati parapecintanya. Dan, orkestra campursari tetap akan jaya di Indonesia.
Cirebon, 5 Mei 2022.