• Terbaru
  • Populer

Buya Said: Pandangan Geopolitik Islam Nusantara

29 Mei 2022

Redefinisi Pesantren sebagai Subkultur

21 Agustus 2023
Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tabir Misteri Peringatan Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2023

Bagaimana Tirakat di Musim Sulit

15 Agustus 2023

Antara Kepintaran dan Adab dalam Sistem Pendidikan

12 Agustus 2023

Lompatan Besar Mendalami Tafsir Al Quran

5 Agustus 2023

Pondok Pesantren Darul Ulum Sembada Beras 

2 Agustus 2023

Prasasti Cunggrang, Penanda Lahirnya Kabupaten Pasuruan

1 Agustus 2023

Gerai dan Pesona Kopi Abah

1 Agustus 2023

Taman Pendidikan Al Quran Ahmad Baidlowi

1 Agustus 2023

Pada Siklus Pemberdayaan yang Semestinya

31 Juli 2023

Namun Sayangnya, Budaya Bukan Sebatas Pakaian Tradisional

31 Juli 2023

Kebahagiaan Harus Berjalan Wajar

30 Juli 2023
  • Susunan Redaksi
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
Jumat, 22 September 2023
No Result
View All Result
Net26.id
  • Login
  • Register
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi
No Result
View All Result
Net26.id
Beranda Nasional

Buya Said: Pandangan Geopolitik Islam Nusantara

Muhammad Sakdillah Ditulis oleh Muhammad Sakdillah
29 Mei 2022
dalam Nasional
A A
218
VIEWS

Islam Nusantara sebagaimana sering diungkapkan oleh Buya Said (KH Said Aqil Siroj) bukan sebuah mazhab atau aliran dalam Islam. Tapi, lebih pada karakter manusia Nusantara yang bergama dan berbudaya Islam. Selama ini, pemahaman manusia Indonesia sudah dipecah-pecah oleh Clifford Geertz (1926-2006) menjadi abangan, priyayi, dan santri. Pada ranah politik praktis, tipologi ini sering menjadi kerangka acuan bagi parpol-parpol tertentu di dalam menentukan konstituen.

Sering Terjebak Pada Bias Pandangan

Analis-analis ilmiah, terutama analis politik praktis, memiliki metode dan pendekatan tersendiri di dalam mengumpulkan data-data faktual. Sehingga terkumpul data-data yang diinginkan oleh variabel-variabel yang sudah ditentukan. Bias-bias analisis kemudian menjadi biasa ketika tesis dan konklusi sudah dapat ditentukan sejak awal. Artinya, sudah diketahui hasil dari kesimpulan yang tidak baru. Hanya pembenaran dari tesis awal.

ArtikelLainnya

Revolusi Mental yang Tanggung! (I)

17 September 2022
212
Foto Koleksi The Defense Post

Taliban dan Mahalnya Ongkos “Kemerdekaan”

16 September 2022
217

Umat Islam Bukan Komoditas Politik Praktis

15 September 2022
223

Amplop Kiai dan Korupsi

25 Agustus 2022
223

Pandangan konklusif ini masih sering digunakan oleh sebagian besar umat Islam melalui logika-logika Aristoteles yang melahirkan satu analogi, qiyas. Terutama, di dalam menempatkan analogi atau qiyas tersebut pada posisi penting setelah dalil-dalil atau sumber utama Al Quran dan hadis Rasulullah saw.

Kelemahan-kelemahan pandangan demikian menjadikan posisi umat Islam dapat dengan mudah terjebak pada mitologi-mitologi sejarah. Sehingga metode dan pendekatan-pendekatan lain menjadi tidak penting, seperti menjadikan kemaslahatan dalam sebuah objek. Semisal contoh yang paling konkrit adalah proses Islamisasi Nusantara. Apakah manusia Nusantara benar-benar kosong dari nilai-nilai perspektif keislaman ketika dijadikan sebagai keyakinan sebuah agama baru?

“Single Majority” Kultural, Menolak Tipologi Clifford Geertz

Menempatkan manusia Nusantara sebagai subjek yang hidup berarti mereka juga memiliki pandangan dan keyakinan pada agama tertentu, baik Hindu, Buddha, atau (sering disebut pula) kepercayaan lokal. Kepercayaan lokal ini menurut hasil-hasil penelitian hampir tidak tersentuh pada pandangan-pandangan tekstual agama-agama tertentu. Kaharingan di Kalimantan misalnya yang menampik adanya pengaruh Hindu dan Buddha di dalam ajaran-ajaran mereka.

Dari aspek bahasa, seorang teman bertanya, apakah ada bahasa yang lebih tua sebelum bahasa Arab daripada Ibrani dan Suryani? Bukankah dua bahasa tersebut lahir dari tradisi Abrahamic?

Pertanyaan tersebut mengajak untuk mencari arahan-arahan pada bahasa yang lebih tua yang telah digunakan sebelum Yahudi, Nasrani, dan Islam lahir dan berkembang. Sebab, sejarah agama-agama senantiasa menitikberatkan pada pokok kelahiran ini.

Sejarawan agama sedikit menarik lebih ke atas kepada bahasa yang digunakan oleh umat Nabi Nuh as, melalui putera-puteranya Ham, Sam atau Sem (Semit), dan Yafits. Ketiga putera Nabi Nuh as inilah yang telah menciptakan budaya baru bagi suku-suku-bangsa setelah dunia ditelan oleh banjir bandang. Dunia belum menemukan kehidupan baru sampai anak-anak keturunan Nabi Nuh as menyebar luas dan berkembang. Dari sini, titik tolak sejarah/manusia bermula setelah Nabi Adam as melahirkan anak cucunya.

Dengan demikian, menurut Buya Said, Islam datang ke Nusantara menemukan suku-suku-bangsa yang tidak kosong sejarah ( الواقعية الانسانية). Sejak di zaman azali, pada dasarnya setiap manusia sudah beriman kepada Allah Taala sesuai kepercayaan umat Islam dari dalam Al Quran surat Al A’raf ayat 172 yang berbunyi;

وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Berdasarkan ayat Al Quran ini, maka pandangan Clifford Geertz tersebut dapat ditolak. Manusia Nusantara pada dasarnya sudah beriman, bukan dibagi ke dalam corak-corak abangan, priyayi, dan santri. Melainkan proses sejarah manusia di dalam mencari Tuhan.

Cirebon, 29 Mei 2022.

Editor: Bagus Dilla
Tag/kata kunci: Islam Nusantara
Artikel sebelumnya

Ilmu Umum dan Ilmu Khusus, Sejauh Pengaruhnya

Artikel berikutnya

Buya Said: A Single Majority in Culture

Muhammad Sakdillah

Muhammad Sakdillah

A writer and culture activities.

Artikel Lainnya

Silaturahim, Jurus Temu Alumni ala Mbah Hasyim

22 Agustus 2022
275

Foto koleksi Galeri MQ Kekompakan Kiai Kiai Pesantren Tebuireng dalam Menjaga Turats Foto koleksi Galeri MQ Surabaya-Net26.id - Tanpa lelah lelah,...

Selanjutnya

Fakta Miris Rumah Tinggal Layak Huni Shiddiqiyyah

Net26.id - Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah
22 Agustus 2022
501

Thoriqoh Shiddiqiyyah ternyata mempunyai program mengangkat kesejahteraan masyarakat pra sejahtera melalui pembenahan papan atau rumah tinggal. Kebutuhan manusia primer, sekunder, tersier....

Selanjutnya

Shiddiqiyyah Bangun 1167 Unit Rumah Layak Huni

Net26.id - 1167 Unit Rumah Layak Huni Dari Shiddiqiyyah 01
21 Agustus 2022
275

Keluarga besar Thoriqoh Shiddiqiyyah se-Indonesia membangun Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia dan menggelar upacara dua kali pada bulan Agustus 2022 ini. Kegiatan...

Selanjutnya

Republik Indonesia Tidak Pernah Dijajah

Net26.id - 17 Agustus Adalah Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia
21 Agustus 2022
253

Ada sebuah kebiasaan yang salah letak keliru pasang yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang umumnya menyebut frasa 17 Agustus Hari Kemerdekaan...

Selanjutnya

Sosial Kapital, “Never Ending” Pesantren

10 Agustus 2022
217

Pada Haul KH Zainuddin Djazuli di Pesantren Plosomojo, Kediri, Buya Said Aqil Siroj menyebutkan potensi besar yang dimiliki oleh pesantren, berupa...

Selanjutnya

Pesantren: Subkultur yang menjadi Perhatian

6 Agustus 2022
208

Untuk menulis lembaga pendidikan secara umum dan macam macamnya, maka ditulis menjadi "pendidikan Islam". Sementara pesantren memiliki ciri khas tersendiri dengan...

Selanjutnya

Sosialisasi Program dan Pembentukan Majelis Mujahid NKRI

4 Agustus 2022
219

Indramayu-Net26.id - Ketua Majelis Mujahid NKRI Indramayu, H Cecep, Kamis, 4/8/2022, secara aklamasi membentuk kepengurusan dan memimpin rapat sosialisasi program. Dalam...

Selanjutnya

Buya Uki: Pesantren Mati Karena Tidak Ada yang Istiqamah

1 Agustus 2022
206

Indramayu-Net26.id - Perkembangan sebuah pesantren sering mengalami pasang surut, karena biasa tergantung pada satu sosok figur. Hal ini menjadi perhatian serius...

Selanjutnya
Artikel berikutnya

Buya Said: A Single Majority in Culture

Anggun C Sasmi: Masa Kejayaan Industri Musik dalam Negeri

Berlangganan
Connect with
Login
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
Notifikasi dari
guest
Connect with
I allow to create an account
When you login first time using a Social Login button, we collect your account public profile information shared by Social Login provider, based on your privacy settings. We also get your email address to automatically create an account for you in our website. Once your account is created, you'll be logged-in to this account.
DisagreeAgree
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Net26.id

Kabar-kabar dari dan untuk anak negeri yang merasa menjadi anak Ibu Pertiwi. Kisah-kisah ringan bermutu dan artikel-artikel sarat manfaat.

No Result
View All Result

Pengunjung

  • 57,801

Link Situs

  • Ini Kami
  • Susunan Redaksi
  • Reporter
  • Lembar Penulis
  • Mengenai Net26.id
  • Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Facebook
  • Email
  • id ID
    • id ID
    • en EN

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Daerah
  • Artikel
    • Agama
    • Budaya dan Agama
    • Ekonomi
    • Industri dan Perdagangan
    • Pendidikan dan Wisata
    • Politik dan Hukum
    • Sejarah dan Sastra
    • Sosial dan Olahraga
    • Teknologi dan Lingkungan
    • UMKM
    • Wisata
  • Khusus
    • Berita Khusus
    • Tafsir Genre Buya Syakur
  • Redaksi
    • Penulis
    • Tim Editor
  • Reporter
    • Wartawan
    • Tim Editor
  • Responden
    • Tim Editor
  • Kami
    • Mengenai Net26.id
    • Susunan Redaksi

Copyright © 2022 Net26.id - Kabar Berita Anak Negeri

Sugeng rawuh 🙏😊

Masukkan username dan password

Lupa password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Kembalikan Password

Masukkan username atau alamat email untuk mereset password.

Log In
wpDiscuz
0
0
Yuk diskusikan artikel ini!x
()
x
| Reply